![]() |
Ir. Asep Permana, Ketua Badan Perkaderan DPD PAN Kabupaten Bekasi |
Program Tersebut diklaim menjadi solusi untuk masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan. Akses permodalan yang digelontorkan diharapkan menekan ketergantungan masyarakat pada tengkulak, rentenir, dan pinjaman daring ilegal.
"Koperasi desa merah putih hadir untuk memperkuat ekonomi desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan Lapangan kerja. Selain itu koperasi ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada tengkulak, rentenir dan pinjaman daring ilegal," Ujar Aboy sapaan akrabnya kepada Radar Bekasi, Minggu (18/5).
Berdasarkan informasi pembentukan satu unit Koperasi Desa atau Kopdes Merah Putih ini membutuhkan anggaran sebesar 3-5 Miliar Rupiah. Sumber Pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Dana Desa, serta pinjaman dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), selain itu kemungkinan sumber dana dari sumbangan tanggung Jawab Perusahaan.
Ditempat yang berbeda Ir. Asep Permana, Ketua Badan Perkaderan DPD PAN Kabupaten Bekasi, menekankan bahwa koperasi merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ekonomi di kalangan masyarakat menengah ke bawah. “Koperasi dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk saling mendukung dalam berwirausaha, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja,” jelasnya, (18/5).
Ia mengungkapkan bahwa banyak komponen dari NKRI terdiri dari masyarakat kelas menengah ke bawah, yang sering kali terpinggirkan dalam hal akses ekonomi.
Asep mengingatkan kembali tentang pentingnya koperasi, yang pernah dicanangkan oleh Bapak Mohammad Hatta, salah satu pendiri bangsa. Ia berpendapat bahwa revitalisasi aktivitas koperasi dapat memberikan solusi konkret untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Koperasi dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk saling mendukung dan mengembangkan usaha secara kolektif,” ujar Asep.
Dengan menghidupkan kembali koperasi, Asep percaya bahwa masyarakat akan lebih mampu mengelola sumber daya mereka sendiri. “Ini bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang membangun solidaritas dan kebersamaan di antara sesama anggota masyarakat,” tambahnya.
Asep menjelaskan bahwa dengan adanya koperasi, anggota masyarakat dapat belajar untuk saling membantu dalam hal pemasaran, penyediaan bahan baku, hingga pengembangan produk. “Ini akan menciptakan lapangan kerja baru dan meminimalisir ketergantungan kepada pihak luar,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa ketahanan ekonomi yang kuat di tingkat lokal akan berkontribusi pada kestabilan nasional. “Ketika masyarakat menengah ke bawah mandiri, maka NKRI akan lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan, baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Asep.
Lebih lanjut, Asep menilai bahwa dengan meningkatnya ketahanan ekonomi, Indonesia dapat lebih berperan dalam kancah internasional, termasuk dalam upaya perdamaian dunia. “NKRI yang mandiri secara ekonomi dan ideologi akan memiliki suara yang lebih kuat dalam menyuarakan perdamaian dan keadilan global,” katanya.
Dengan semangat tersebut, Asep berharap agar semua elemen masyarakat dan pemerintah bersinergi untuk mendukung pengembangan koperasi dan perekonomian lokal. “Mari kita bersama-sama membangun Indonesia yang lebih mandiri dan berdaya saing,” tutupnya.
Yasser